Beberapa Hal Yang Perlu diperhatikan Ketika Pasang Speaker TOA Masjid Musholla

Instalasi atau pemasangan Sound System TOA untuk Masjid / Mesjid dan Musholla

SCS Electronics – Pernahkah ketika khutbah Jum’at sedang berlangsung apa yang disampaikan oleh khotib tidak terdengar jelas, suaranya kedengaran keras tetapi artikulasi dari khotib tidak terdengar dengan baik, atau pernahkah kita mendengarkan suara azdan di Masjid yang sember, krepek-krepek bahkan mendem atau pernah juga kah kita mendengar suara pengumuman dari pengurus Mesjid yang menyatakan bahwa ada warga yang meninggal dunia, tetapi tidak jelas yang disampaikan siapa nama orang yang meninggal tersebut, suara speaker-nya memantul tidak karuan karena penggunaan echo yang berlebihan?

Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan spesifikasi audio system untuk Masjid atau pun Musholla.

1. Desain Awal dan Penentuan Spesifikasi

Langkah awal yang harus dilakukan dalam pemasangan sound system di Masjid dan Musholla adalah melakukan desain awal dengan melihat kondisi nyata ruang Masjidnya, data-data yang harus didapatkan seperti berapa ukuran atau luas ruangan, bentuk ruangan, model atap/plafon, lantai dan dindingnya (plester, keramik atau marmer), kemudian tingkat kebisingan ruangan, dll.

Hal utama yang paling penting dan perlu diperhatikan dalam mendesain sound system untuk Masjid adalah bagaimana kondisi gema dan gaung ruangannya. Besaran nilai gema dan gaung bisa didapatkan dengan melakukan pengetesan menggunakan tepukan tangan atau dengan meledakan balon kemudian dapat diukur menggunakan alat khusus, ini menjadi penting karena jika tingkat gema dan gaung nya sudah berlebih diatas normal maka perlu ada perhatikan khusus dalam menentukan spesifikasi sound system yang cocok pada ruangan tersebut, karena sebagus dan semahal apapun perangkat sound system yang digunakan tidak dapat menghilangkan gema dan gaung yang berlebih tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menangani gaung dan gema yang berlebih adalah dengan cara men-treatment akustik ruangan nya seperti memberi karpet, gordyn dan lain sebagainya.

Selanjutnya penentuan peralatan atau equipment yang sesuai, seperti penentuan spesifikasi speaker nya, sebagai contoh untuk Masjid dengan kondisi gema ruangan yang standar misalnya, dengan luas 15m x 15m dan memiliki 2 lantai, Masjid ini untuk ruang utama dapat menggunakan 4 sd 6 buah tipe TOA Wall Speaker dengan daya 30 watt (ZS-1030B). Untuk lantai 2 dapat menggunakan 2 sd 4 buah TOA Wall Speaker 30 watt. Sedangkan untuk Masjid dengan kondisi luas ruangan yang lebih besar bisa menggunakan Tipe TOA Wall Speaker dengan daya 60 Watt tipe ZS-F2000BM atau dapat menggunakan tipe TOA Slim Array Speaker (60 Watt) tipe ZS-S60CW-AS untuk kondisi ruangan Masjid yang lebih bergema.

Sebagai saran saja untuk memudahkan dalam menangani pemakaian jumlah speaker yang banyak lebih baik memilih jenis speaker yang mempunyai impedansi tinggi (High Impedance) atau menggunakan Matching Trafo, bukan speaker-speaker yang biasa digunakan untuk home audio yang rata-rata mempunyai impedansi 8 ohm dan untuk lebih aman lagi sebaiknya menggunakan satu merk saja dari equipment atau peralatan yang akan digunakan, karena biasanya antar satu peralatan dengan yang lainnya sudah dibuat agar sesuai. Salah satu pilihannya dapat menggunakan produk merk TOA bukan bermaksud mengesampingkan produk selain merk TOA, tetapi berdasarkan pengalaman pernah ketika amplifier rakitan dipasangkan dengan speaker horn “Corong” maupun speaker dalam/indoor “Wall Speaker” dengan jumlah banyak, maka hasil yang didapat sangat jauh dari memuaskan.

Setelah didapat spesifikasi dan jumlah dari speaker nya selanjutnya ditentukan berapa jumlah dan tipe dari Amplifier yang digunakan, ada beberapa tipe amplifier TOA (ZA-2120 120 Watt, ZA-2240 240 Watt dll) atau (ZA-3212D-AS 120 Watt, ZA-3224D-AS 240 Watt dll). Kemudian kita tentukan tipe Microphone nya, beberapa saran tipe Microphone yang dapat digunakan; Microphone Imam tipe Headset (ZM-370HS-AS), Microphone Podium/Mimbar tipe Gooseneck (ZM-380-AS), Microphone Adzan/Muadzin tipe Dynamic (ZM-270/ZM-320/ZM-520) atau Condenser (ZM-300-AS)

Penggunaan Mixer Audio dan perangkat Equalizer pun sangat kami sarankan dan anjurkan agar memudahkan dalam proses seting suara audionya dan agar hasil yang didapat pun bisa maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pemasangan atau Instalasi Peralatan

Setelah mempunyai equipment / peralatan yang cocok atau sesuai dengan kondisi Masjid nya, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan peralatan tersebut, pemasangan ini harus mengikuti petunjuk teknis yang sudah ditentukan agar hasil yang didapat memuaskan sesuai yang diinginkan. Pemasangan peralatan ini harus sesuai petunjuk teknis agar tidak terjadi kesalahan pemasangan yang dapat mengakibatkan equipment tersebut rusak.
Sebagai contoh kasus pada pemasangan amplifier merk TOA yang akan di pasangkan dengan speaker horn “corong”. Seperti yang kita ketahui bahwa, amplifier TOA menyediakan output pada impedansi rendah (4 ohm) dan impedansi tinggi 830hm (100V) dan untuk speaker horn “corong” TOA terdiri dari dua type yaitu:

Low Impedansi
Speaker Horn “corong” TOA Low Impedansi typenya adalah ZH-5025B (25W) dan ZH-652 (50W), tipe ini TANPA menggunakan MT (Matching Trafo). Impedansi nya 16 ohm. Pada type ini, untuk koneksi ke amplifier TOA disambungkan pada COM (-) dan 4 ohm (+).

High Impedansi
Untuk speaker Horn “corong” TOA High Impedansi typenya adalah ZH-5025BM (25w) DAN ZH-652MD (50W), tipe ini sudah menggunakan MT (Matching Trafo). Impedansi untuk tipe ZH-5025BM 400 ohm dan ZH-652MD 500 ohm. Pada type ini, untuk koneksi ke amplifier TOA disambungkan pada COM (-) dan 100V (+). Apabila speaker horn “corong” yang dipasang lebih dari 1 buah, maka speaker horn tersebut dihubungkan secara paralel. Tentu saja jumlahnya harus disesuaikan dengan power amplifier yang dimiliki.
Untuk Amplifier TOA 120Watt hanya cukup untuk men-supply 4 buah horn speaker 25W dan cukup untuk men-supply 2 buah horn speaker 50W. Untuk Amplifier TOA 240Watt hanya cukup untuk men-supply 8 buah horn speaker 25W dan hanya cukup untuk men supply 4 buah horn speaker 50W.

Yang perlu digaris bawahi dan diPERHATIKAN adalah TIDAK BOLEH DALAM SATU AMPLIFIER TOA MENYAMBUNGKAN OUTPUT AMPLIFIERNYA SECARA BERSAMAAN, sudah ada peringatannya bahwa:

“DO NOT USE THESE 4Ω, 70V AND 100V TERMINALS AT THE SAME TIME”.

Contoh kasusnya adalah; Apabila COM – 100V dikoneksikan untuk speaker horn, kemudian COM – 4Ω untuk speaker dalam. Mungkin tujuannya baik, yaitu menghemat equipment dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, tetapi tindakan itu adalah salah besar yang akan mengakibatkan amplifier menjadi terbakar/rusak.

3. Tata Letak atau Penempatan Posisi Speaker

Point ini berkaitan dengan point ke-satu diatas, point ini menjadi begitu penting karena penentuan titik atau penempatan posisi speaker harus tepat dan pas, jika tidak akan berakibat pada hasil suara yang dihasilkan dapat tidak merata atau suara tidak terdengar jelas disemua area ruangan. Sebagai contoh pada kasus ruangan Masjid yang cukup luas misalnya hanya dipasangkan 2 unit speaker tepat di pojok-pojok depan ruangan saja, kondisi ini dapat mengakibatkan suara yang terdengar pada area tepat di depan mimbar menjadi lemah atau tidak terdengar jelas kemudian pada area lain bisa saja timbul suara gaung sehingga artikulasi dari suara khotib tidak dapat terbaca dengan jelas. Berikut beberapa contoh konfigurasi dalam penempatan posisi speaker.

  • Untuk ruangan sekitar 15mx15m, posisi 2 buah speaker depan adalah sekitar 3 meter ke kiri dan kekanan dari posisi imam/khotib sedangkan untuk posisi 2 buah speaker samping kanan/kiri posisi separuh dari jarak depan ke belakang. Apabila ruangan lebih dari 15m x 15m, maka perlu ditambahkan jumlah speakernya samping (kanan/kiri), dengan penempatannya pada jarak minimal 4-5 meter antar setiap speakernya dan untuk mengcover area tengah ruangan dapat ditempatkan pula unit speaker menggunakan wall speaker atau jika memungkinkan ceiling speaker (speaker plafon) untuk menghindari kekosongan suara di area tengah tersebut.
  • Sedangkan untuk penempatan speaker horn, yang perlu diperhatikan adalah arah dari “corong”nya, jangan terlalu mengarahkan “corong” nya kearah atas, tetapi diluruskan saja sudutnya atau boleh juga sedikit saja diturunkan kearah bawah (dengan asumsi penempatan di atas masjid). Selain itu, perhatikan pula arah depan dari “corong”-nya, jangan sampai speaker horn ini berhadapan dengan tembok atau penghalang karena akan mengurangi jarak jangkauannya.

4. Seting Suara

Mungkin Anda pernah mendengar suara azdan dari sebuah masjid yang memantul-mantul tidak karuan akibat terlalu banyak echo-nya, dengan penggunaan echo mungkin kelihatannya akan lebih keren tetapi ketika penggunaannya sudah berlebihan maka pada kenyataannya suara yang dihasilkan justru tidak jelas terdengar, atau Anda juga pernah melihat penggunaan peralatan utama sound system Masjid yang tidak pada tempatnya seperti penggunaan perangkat feedback destroyer misalnya, alat ini bagus tapi tidak semua orang dapat megoperasikannya dengan baik dan benar, malah akibatnya hasilnya menjadi tidak bagus, jadi kesimpulannya adalah; Penggunaan peralatan sound system dan seting atau adjustment warna suara sebaiknya sesuai kebutuhan nya saja (tidak berlebihan) seperti microphone yang penggunaannya untuk Adzan, Muadzin dan Mimbar sebaiknya seting warna suara tidak berlebihan agar informasi atau suara yang disampaikan pembicara jelas, clear dan enak di dengar. Bukankah suara azdan dan pengumuman dari Masjid tujuannya untuk dapat didengar dengan baik oleh jamaah??

5. Operator

Setelah semua peralatan atau equipment sesuai dan terpasang dengan baik dan benar, hal yang perlu diperhatikan adalah adanya seorang operator yang sehari-hari dapat mengoperasikan perangkat audio sistem nya secara baik dan benar, dikarenakan tidak semua pengurus dan jamaah yang mengerti dan mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengoperasikan perangkat audio secara keseluruhan. Sebagai saran salah satu langkah yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan menaruh perangkat utama audio sistem seperti amplifier, mixer audio, equalizer dll ke dalam lemari, atau rack system yang terkunci sehingga siapapun yg akan mempergunakan audio sistem Masjid nya hanya tinggal tekan tombol ON/OFF saja.

Demikian sekilas artikel mengenai instalasi atau pemasangan TOA Sound System untuk Masjid dan Musholla. Untuk perencanaan audio sistem Masjid yang begitu komplek sebaiknya dikonsultasikan pada teknisi yang sudah berpengalaman di bidangnya agar suara yang dihasilkan bagus dan optimal. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Kami hadir siap untuk membantu, merencanakan sound system Masjid dan Musholla sesuai kebutuhan anda, semoga kami dapat mitra kepercayaan anda.

Informasi lebih lanjut bisa hubungi WhatsApp Bussiness untuk mendapatkan penawaran terbaik kami :

Klik Untuk Chat WhatsApp

Salam Sehat Selalu, Admin SCS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×